Menyontek "antara pelajar, pengajar, atau sistem pendidikan"

Kali ini sedang berlangsung ujian nasional di negara kita ini INDONESIA untuk kalangan sekolah menengah atas. Serentak sekolahan seluruh Indonesia menyelenggarakan Ujian nasional, sesuai peraturan dari menteri pendidikan ansional. Banyak fenomena disini, selain tentang fenomena briptu Norman yang booming menyanyikan caiya-caiya juga disamping fenomena yang gak kalah heboh tentang pembajakan salah satu kapal berbendera Indonesia oleh perompak somalia. Fenomena untuk UAN ini bukan hanya terjadi saat UAN, namun sebelum UAN juga. Banyak media yang memberitakan kalau banyak siswa SMA yang mempersiapkan UAN dengan ziarah ke makam makam kuno atau apalah hal hal yg berbau mistis, bukannya belajar dan mempersiapkan fisik dan mental dengan baik (kalau ini saya serahkan kepada anda masing-masing). Disini saya akan membahas saat ujian nasional berlangsung. Tak sedikit media yang membahas kalau UAN rawan kecurangan. Banyak soal yang bocor, tersebarnya SMS kunci jawaban yang tak bertanggung jawab, Siswa mencontek dengan leluasa saat UAN bahkan saat dilihat pengawas dan juga diliput oleh media.

Masalah ini bukan hal yang baru gan. Gak cuma para siswa sekarang, sebagai contoh nyata saya (ane) dahulu sebagai siswa SMA yang menghadapi UAN ane juga nyontek, ane juga dapet sms jawaban kunci, dan alhamdulillah lulus dg nilai memuaskan meski gak bisa dipertanggung jawabkan sepenuhnya (:ngakaks). Oke ane gak bahas tentang masa lalu ane, sekarang seharusnya kita tidak hanya melihat dari sisi, "kok siswa UAN nyontek sih, kok Ujian nyontek?" . Tapi seharusnya kita bisa lebih memandang dari sudut pandang "Mengapa bisa terjadi seperti ini, kok pada nyontek?". Analisa versi ane begini:

1. Dari segi Siswa

Siswa terlalu tegang gan dengan kata kata UAN, banyak mereka yang kalah sebelum berperang, artinya mereka drop mental nya, padahal belum menghadapi soal ujian.

2. Dari segi pengajar. 

Pengajar dalam hal ini disebut guru yang membimbing siswa setiap hari. Guru berperan penting sebagai sarana belajar mengajar. Seorang guru yang kompeten, inovatif dan mumpuni di dalam bidangnya adalah salah satu kunci sukses terjadinya kegiatan belajar mengajar yang dinamis dan solid. Mengapa saya katakan demikian? oke analisa saya, masih banyak guru yang berpandangan kuno. Beranggapan "saya GURU kamu MURID, maka SAYA adalah yang tau SEGALANYA dibanding kamu, dan kamu harus TAAT dengan apa saja yang saya ajarkan". Ironis gan untuk SDM guru semacam ini. Banyak pengalaman yang saya cermati mengenai GURU ini. Tak jarang pula saya dahulu diajar oleh seorang guru yang hanya bisa mengajar apa yang dia mengerti, bukan mengajarkan supaya MURID MENGERTI. sebagai contoh, si guru ini hanya menuliskan di papan, kemudian siswa menulis, that's ALL gan. Saya juga pernah diajar guru yang hanya berpedoman dari satu literatur saja, jadi gaya dia mengajar hanya membaca buku yang dia pegang dan seakan akan everything is DONE. Maaf bukannya saya mencari kesalahan dari guru, dan menjelek jelekan guru. Tapi coba kita amati lagi. 

Walaupun begitu tak sedikit guru yang memang inovatif, cerdas, kompetitif, dan juga kompeten untuk mengajarkan bagaimana agar siswa itu paham atas apa yang dia ajarkan. Sebagai contoh, saya juga mempunyai guru seperti ini. Beliau seorang yang cerdas, Beliau mengajar mata pelajaran fisika, dia dalam penyampaian pembelajarannya selalu mengajak kami siswanya untuk berpikir tentang hal hal di luar yang bersangkutan dengan materi yang dibahas. Jadi beliau gak semata mata memberi rumus jadi A+B=C tidak. Beliau mengajak kita berkeliling dahulu bagaimana penjabaran dari rumus tersebut yang kemudian bisa ditarik kesimpulan menjadi rumus tersebut.satu contoh lagi, Saya punya seorang guru yang familiar orangnya. Dia selalu mengajak kita saling berpikir, jadi jika beliau menjelaskan tentang materi, dia jabarkan seluas luasnya untuk kemudian beliau meminta pandangan lain dari siswa mengenai definisi sesuatu yang diajarkan, nah jadi gak kudu hapalan buku, beliau mengajak kita untuk menggunakan logika untuk menarik kesimpulan, nah jika kesimpulan itu dari kita pastinya akan melekat dibenak kita.

3. Dari segi kurikulum.

Suatu hari di jaman dahulu guru ane ada yang bilang begini. Pada saat mengupas kurikulum baru yang diterapkan pemerintah. "Yah kurikulum saat ini sudah berganti agak berbeda dengan yang dulu, dari tahun ke tahun kita selalu berganti kurikulum, berganti sistem, namun di negara kita belum menampakan kenaikan hasil dari perubahan system kurikulum yang signifikan, Mau dibilang sebagai kelinci percobaan  penerapan system kurikulum mana yang bagus, namun kenyataan nya seperti itulah. Yah apalah kata pemerintah kita cuma bisa melaksanakan saja"jadi kesimpulannya system kurikulum yang berganti ganti ini gak menjamin maju nya pendidikan di negara ini. Dari ini ke itu dari sini ke situ dari situ kesana lah. Tahun lalu gak ada siswa yang mengulang UN, sekarang bisa mengulang kalau gak lulus. :bingung

Demikian anlisa dari sudut pandang saya, semoga bisa menjadi pencerahan untuk kita semua. Semoga juga pendidikan di Indonesia semakin baik dan maju. Oh iya serta bagi Siswa siswi SMA yang sedang UAN semoga bisa lulus dengan nilai memuaskan.
DbClix


Artikel Terkait:

1 komentar:

Ayub Adiputra said...

Belajar dari pengalaman juga demikian kog. Kalau saya sih lebih menitik beratkan sama persepsi Pemerintah. UN nggak menjamin siswa yang lulus punya akreditasi yang tinggi. Lha wong ujian saja masih banyak yang nyontek (ane terasuk dari salah satu tersangka tersebut). Masak nasib sekolah tiga tahun ditentukan dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Hemm...kenapa tidak berkaca dari pengalaman? Apa yang sesungguhnya kita kejar? Sebatas mengejar nilai rata-rata ujian anak Malaysia yang sudah masuk angka 7? Lha wong dibandingkan sama mereka ya tidak adil. Jumlah penduduk kita ratusan juta! Kita butuh pengajar yang banyak! Bukan sekedar kertas ujian Nasional saja yang jadi bungkus lombok!

Semoga ke depan ada sistim yang lebih adil, baik dan sukses melahirkan lulusan yang tidak hanya berijasah tapi memiliki skill, pikiran dan hati yang terasah. Wassalam...

Post a Comment

komentar anda sangatlah berguna, walau hanya sepatah kata;

 
Copyright © Haqieblog™ Blogger Theme by BloggerThemes & newwpthemes Sponsored by Internet Entrepreneur